Sabtu, 25 Desember 2010

sekedar info kecil yang mungkin penting untuk para mancingers(pemancing mania)

TARGET YANG BIASA PEMANCING CARI JIKA MEMANCING di air tawar.

GURAME 
Gurame (Osphronemus goramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurame juga sering dipelihara dalam akuarium. Umumnya dikenal dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurame, grameh, kalui, ikan kali, dan lain-lain. Gurame merupakan ikan yang memiliki pertumbuhan agak lambat namun harganya relatif meningkat setiap saat. Untuk DKI Jakarta, jenis ikan ini cocok karena tidak memerlukan air yang mengalir.
Gurame merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarna kekuning-kuningan/keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurame berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailands, Ceylon dan Australia. Pertumbuhan ikan gurame agak lambat dibanding ikan air tawar jenis lain.
Orang Inggris menyebutnya “Giant Gouramy”, karena ukurannya yang besar sampai mencapai berat 5 kg. Daerah di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina. Ikan yang muda memiliki moncong yang meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan membengkak secara tidak teratur.
Ikan gurame terutama digemari sebagai ikan konsumsi. Dagingnya padat, durinya besar-besar dan rasanya enak. Gurami hampir selalu tersedia di restoran, untuk dijadikan berbagai macam masakan terutama gurame bakar dan gurame asam-manis. Ikan ini berharga cukup mahal. Gurame juga disukai sebagai ikan hias akuarium.
Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) yaitu:
  • Gurame Angsa (soang) : Badan relatif panjang, sisik relatif lebar. Ukuran yang bisa dicapainya berat 8 Kg, panjang 65 cm.
  • Gurame Jepang : Badan relatif pendek dan sisik lebih kecil. Ukuran yang dicapai hanya 45 cm dengan berat kurang dari 4,5 Kg.
Jika dilihat dari warnanya terdapat gurame hitam, putih dan belang.
Untuk membedakan induk jantan dan betina bisa dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
  • Induk Betina –
  • Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna kehitaman, warna dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, jika diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menunjukkan reaksi apa-apa.
  • Induk Jantan - Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terang atau keputih-putihan, mempunyai dagu yang berwarna kuning, lebih tebal daripada betina dan menjulur. Induk jantan apabila diletakkan pada lantai atau tanah akan menunjukkan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas.
Di alam, gurame hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau, namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernafas langsung dari udara. Induk gurame, untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara anak-anaknya. Telurnya dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Gurame terutama adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air. Dari sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurame juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di kolam-kolam.


GABUS 
Ikan gabus adalah sejenis ikan buas yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah aruan, haruan, kocolan, bogo, bayong, bogo, licingan, kutuk, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa striata. Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam. Ikan gabus biasa didapati di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga, dan berbagai hewan air lain termasuk berudu dan kodok.
Seringkali ikan gabus terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan di sana. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui berjalan di daratan, khususnya di malam hari di musim kemarau, mencari tempat lain yang masih berair. Fenomena ini adalah karena gabus memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan semacam organ labirin (seperti pada ikan lele atau betok) namun lebih primitif.
Pada musim kawin, ikan jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara tumbuhan dekat tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijagai oleh induknya. Ikan gabus menyebar luas mulai dari Pakistan di barat, Nepal bagian selatan, kebanyakan wilayah di India, Bangladesh, Sri Lanka, Tiongkok bagian selatan, dan sebagian besar wilayah di Asia Tenggara termasuk Indonesia bagian barat.
Gabus dan kerabatnya termasuk hewan Dunia Lama, yakni dari Asia (genus Channa) dan Afrika (genus Parachanna). Seluruhnya kurang lebih terdapat 30 spesies dari kedua genus tersebut. Di Indonesia terdapat beberapa spesies Channa, yang secara alami semuanya menyebar di sebelah barat Garis Wallace. Namun kini gabus sudah diintroduksikan ke bagian timur pula. Salah satu kerabat dekat gabus adalah ikan toman (Channa micropeltes), yang panjang tubuhnya dapat melebihi 1 m dan beratnya lebih dari 5 kg.
Manfaat dan Kerugian Ikan Gabus.
Sebetulnya ikan gabus memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ikan-ikan gabus liar yang ditangkap dari sungai, danau dan rawa-rawa di Sumatra dan Kalimantan  kerap kali diasinkan sebelum diperdagangkan antar pulau. Gabus asin merupakan salah satu ikan kering yang cukup mahal harganya. Selain itu ikan gabus segar, kebanyakan dijual dalam keadaan hidup, merupakan sumber protein yang cukup penting bagi masyarakat desa, khususnya yang berdekatan dengan wilayah berawa atau sungai.
Ikan gabus juga merupakan ikan pancingan yang menyenangkan. Dengan umpan hidup berupa serangga atau anak kodok, gabus relatif mudah dipancing. Namun giginya yang tajam dan sambaran serta tarikannya yang kuat, dapat dengan mudah memutuskan tali pancing. Akan tetapi ikan ini juga dapat sangat merugikan, yakni apabila masuk ke kolam-kolam pemeliharaan ikan (Meskipun beberapa kerabat gabus di Asia juga sengaja dikembangbiakkan sebagai ikan peliharaan). Gabus sangat rakus memangsa ikan kecil-kecil, sehingga bisa menghabiskan ikan-ikan yang dipelihara di kolam, utamanya bila ikan peliharaan itu masih berukuran kecil.
Sejak beberapa tahun yang lalu di Amerika utara, ikan ini dan beberapa kerabat dekatnya yang sama-sama termasuk snakehead fishes diwaspadai sebagai ikan berbahaya, yang dapat mengancam kelestarian biota perairan di sana. Jenis-jenis snakehead sebetulnya masuk ke Amerika sebagai ikan akuarium. Kemungkinan karena kecerobohan, maka kini snakehead juga ditemui di alam, di sungai-sungai dan kolam di Amerika. Dan karena sifatnya yang buas dan invasif, Pemerintah Amerika khawatir ikan-ikan itu akan cepat meluas dan merusak keseimbangan alam perairan.
Gabus bagi kesehatan.
Diketahui bahwa ikan ini sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama dalam proses penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya telah dicobakan untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit.


LELE

Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia). Sedang di negara Inggris dikenal dengan nama catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air. Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat  yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.
Habitatnya Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali ikan lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan.
Banyak jenis lele yang merupakan ikan konsumsi yang disukai orang. Sebagian jenis lele telah dibiakkan orang, namun kebanyakan spesiesnya ditangkap dari populasi liar di alam. Lele dumbo yang populer sebagai ikan ternak, sebetulnya adalah jenis asing yang berasal dari Afrika. Lele dikembangbiakkan di Indonesia  untuk konsumsi dan juga untuk menjaga kualitas air yang tercemar. Seringkali lele ditaruh di tempat-tempat yang tercemar karena bisa menghilangkan kotoran-kotoran. Lele yang ditaruh di tempat-tempat yang kotor harus diberok terlebih dahulu sebelum siap untuk dikonsumsi. Diberok itu ialah maksudnya dipelihara pada air yang mengalir selama beberapa hari dengan maksud untuk membersihkannya.
Kadangkala lele juga ditaruh di sawah karena memakan hama-hama  yang berada di sawah. Lele sering pula ditaruh di kolam-kolam atau tempat-tempat air tergenang lainnya untuk menanggulangi tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Produksi budidaya meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat. Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele. Bentuk pengolahan lain adalah dengan diberi bumbu mangut (mangut lele).
Ada sekitar 55–60 spesies anggota marga Clarias. Dari jumlah itu, di Asia Tenggara kini diketahui sekitar 20 spesies lele, kebanyakan di antaranya baru dikenali dan dideskripsi dalam 10 tahun terakhir.


BAWAL

Ikan Bawal (Bramidae) merupakan satu famili ikan dalam susunan Perciformes. Secara umum ikan bawal terbagi menjadi dua jenis spesies yaitu; Ikan bawal putih (Silver Pomfret) dan ikan bawal hitam (Black Pomfret). Ikan bawal putih memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan bawal hitam. Menurut para penikmat makanan, ikan bawal ini memiliki daging yang gurih dan enak meskipun banyak duri pada dagingnya. Sebagai ikan konsumsi ikan ini sekarang menjadi alternatif baru.
Dari arah samping tubuh bawal tampak membulat ( oval ) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compresed) dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian tepi sirip perut, sirip anus, dan bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini merupakan ciri khusus bawal sehingga oleh orang Inggris dan Amerika disebut red bally pacu.
Dibanding dengan badannya, bawal memiliki kepala kecil dengan mulut terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas. Matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek dan kuat serta memiliki gigi seri yang tajam. Bawal memiliki 5 buah sirip (pinnae), yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil dengan sebuah jari-jari agak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari lainnya lemah. Berbeda dengan sirip punggung bawal laut yang agak panjang, letak sirip ini pada bawal air tawar agak ke belakang. Sirip dada, sirip perut, dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian pula dengan sirip ekor, jari-jarinya lemah, tetapi berbentuk cagak.
Ikan bawal merupakan ikan import dari Brasil. Ikan ini sangat mirip penampilannya dengan ikan piranha. Bahkan para peneliti menggolongkan ikan bawal air tawar masih satu keluarga dengan piranha yang terkenal keganasannya, yakni serraimus rhombeus alias  piranha/spotted piranha. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa bawal tergolong omnivora. Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis hewan yang paling disukai adalah crustacea, cladocera, copepoda, dan ostracoda. Pada umur dua hari setelah menetas, mulut larva mulai terbuka, tetapi belum bisa menerima makanan dari luar tubuh, makanannya masih dari kuning telurnya. Umur empat hari, kuning yang diserap oleh tubuh sudah habis dan pada saat itulah larva mulai mengonsumsi makanan dari luar. Apabila diamati kebiasaan makannya, bawal tergolong ikan yang lebih suka makan di bagian tengah perairan. Dengan kata lain, bawal bukanlah ikan yang biasa makan di dasar perairan (bottom feeder) atau di permukaan perairan (surface feeder).
Membedakan bawal jantan dan betina pada saat masih kecil memang sulit. Beberapa tanda yang bisa dilihat adalah bawal betina memiliki tubuh yang lebih gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing, warna merah pada perutnya lebih menyala. Apabila sudah matang gonade, perut betina akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Adapun bawal jantan selain agresif juga akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila dipijat ke arah anus. Seperti ikan lainnya, bawal pun biasanya bereproduksi pada awal dan selama musim hujan. Di Brazil dan Venezuela, kejadian itu terjadi pada bulan Juni dan Juli.
Adapun di negara-negara lainnya, bawal dapat mengikuti musim yang ada, misalnya di Indonesia kematangan gonad bawal terjadi pada bulan Oktober sampai April. Sebelum musim kawin tiba, induk yang sudah matang akan mencari tempat yang cocok untuk melakukan reproduksi. Daerah yang paling disukai adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau kering, sedangkan pada musim hujan tergenang. Daerah yang seperti ini memberikan rangsangan dalam memijah. Saat pemijahan berlangsung, induk jantan akan mengejar induk betina. Induk betina kerap kali akan membalas dengan cara menempelkan perut ke kepala induk jantan. Apabila telah sampai puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma. Telur yang telah keluar akan dibuahi dalam air (di luar tubuh).
Ikan Bawal hitam dapat berenang dalam posisi miring seperti ikan Sebelah. Panjang tubuhnya dapat mencapai 60 cm, dagingnya baik sebagai bahan makanan, dan mempunyai pasaran yang baik. Ikan ini tidak banyak terdapat di dekat-dekat muara sungai, biasanya bergerombol banyak di tengah-tengah lautan. Jenis ikan-ikan ini terdapat di laut India, Indonesia, Malaysia, dan Cina.


TOMAN/TOMANG

Toman adalah nama sejenis ikan buas dari suku  ikan gabus (Channidae). Memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan ikan gabus, toman dapat tumbuh besar mencapai panjang lebih dari satu meter dan menjadi spesies  yang terbesar dalam sukunya. Ikan toman dalam bahasa Inggris dikenal sebagai red snakehead, redline snakehead merujuk pada warna tubuhnya ketika muda, atau Malabar snakehead. Nama snakehead mengacu pada bentuk kepalanya yang menyerupai kepala ular. Sementara nama ilmiahnya adalah Channa micropeltes.
Ikan yang berkepala besar dan bermulut besar serta bergigi runcing tajam. Tubuh bulat panjang seperti torpedo dengan ekor membulat. Ikan dewasa berwarna hitam kebiruan, dengan perut putih atau keputihan. Anak-anaknya berwarna kemerahan, dengan garis hitam dan jingga di sisi tubuhnya. Ikan toman dapat tumbuh sampai mendekati 1,5 m panjangnya. Toman tergolong kepada ikan buas, yakni predator yang memangsa aneka jenis ikan lainnya, serta hewan-hewan lain seperti serangga dan kodok yang berada di lingkungannya.
Ikan ini memiliki kebiasaan ‘mengasuh’ anak-anaknya. Induk ikan seringkali didapati berenang di sekitar kelompok anak-anak toman yang masih kecil-kecil. Dilaporkan pula bahwa induk semacam ini juga tidak segan-segan menyerang orang yang berenang terlalu dekat, yang dikhawatirkan akan mengganggu anak-anaknya. Ikan toman menyebar luas di Indonesia  bagian barat (Sumatra, Jawa, Kalimantan  dan pulau-pulau sekitarnya), Malaysia, Thailand, Laos, Vietnam, India, dan mungkin pula Myanmar. Keberadaannya di India barat daya (Tamilnadu dan Kerala) terasa janggal, karena terpisah sekitar 2500 km dari wilayah sebarannya yang lain di Asia Tenggara. Ikan ini diperkirakan dibawa masuk ke India oleh peradaban manusia sebelum abad ke-19.
Ikan toman merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang digemari. Dagingnya yang putih lembut menjadikan toman sebagai salah satu favorit untuk ikan bakar, digulai atau dimasak sup. Toman juga kerap diasinkan dan dijual ke Jawa sebagai ‘ikan gabus’ asin. Di Singapura, toman dipelihara di kolam-kolam dan saluran untuk rekreasi memancing. Ikan ini disukai pemancing karena ‘tarikannya’ yang kuat ketika menyambar umpan di ujung kail. Ikan toman yang muda berwarna indah dan disukai sebagai ikan akuarium. Karenanya, ikan ini kerap diekspor sebagai ikan hias ke mancanegara, termasuk ke Amerika Serikat.
Belakangan ikan-ikan ini menimbulkan masalah di sana. Tahun 2002 dan 2003 ditemukan empat ekor toman di perairan di Maryland dan Wisconsin. Diduga, ikan-ikan ini terlepas atau dilepaskan dari akuarium. Keberadaan ikan-ikan ini telah menggelisahkan pihak yang berwenang di negara itu karena dikhawatirkan akan berbiak, menginvasi dan mengganggu keseimbangan komunitas alami di perairan setempat.


TARGET YANG BIASA PEMANCING CARI JIKA MEMANCING DI LAUT.

GIANT TRAVELING(GT)

Nama Lain : Masidung, Kuwe Gerong, White Ulua (Hawaii).
Jenis : Caranx Iqnobilis.
Ukuran : 10-95 Kg.
Rekor Dunia : 130 Pounds.
Karakter : Sangat hebat dipancing dengan piranti ringan sampai menengah, bahkan pada piranti besar sekalipun untuk ikan yang lebih besar. Bisa mencapai satu jam atau lebih pertarungan dengan piranti kelas menengah untuk ukuran rata-rata ikan. Piranti menengah dan besar sangat dianjurkan untuk pemancing pemula.
Giant Travelly (GT) atau juga disebut dengan kuwe gerong salah satu ikan petarung yang bandel, Species ini gemar bersembunyi ke balik karang untuk memutuskan tali pancing. Seperti predator lainnya, Giant Travelly sangat powerfull , ikan ini memiliki stamina luar biasa untuk bertarung dalam jangka waktu yang lama, dan mampu berenang sangat cepat untuk waktu yang lama, dan mampu berenang sangat cepat untuk melepaskan diri dari pancing.
Berburu Giant Travelly yang penuh dengan petualangan seru merupakan salah satu kegiatan mancing yang belakangan ini sangat populer. Sekali seorang merasakan adrenalin teraduk-aduk dan jantungnya berdegup kencang melihat dahsyatnya serbuan GT memburu umpan popper di permukaan, nicaya ia akan selalu ketagihan untuk bertarung satu lawan satu, tanpa peduli energinya selalu terkuras pada setiap pertarungan dengan ikan mengagumkan ini.
Caranx ignobilis (Forskal 1775) atau Giant Trevally alias kuwe gerong atau bobara merupakan species ikan penghuni laut dangkal yang bisa ditemukan sepanjang tahun. Itu sebabnya, anda tidak harus ke tengah laut untuk mencari GT, tapi cukup di sekitar perairan dangkal di wilayah-wilayah yang terlindung dari kegiatan manusia, di mana terdapat banyak karang dan arusnya cukup deras. Di laut dangkal sedalam lima meter atau di kedalaman sampai 100 meter kita memang bisa menemukan ikan monster yang bobotnya bisa mencapai 80 kg ini.
Terdapat banyak lokasi mancing di Indonesia yang populer di kalangan pemburu GT kelas dunia, di antaranya :
  • Nusa Penida-Bali
  • Lombok
  • Kepulauan Komodo
  • Alor dan Rote di NTT
  • Gugusan Atol Takabakang-Sulawesi Selatan
Pemancing modern memakai teknik casting dengan umpan popper berbahan kayu, alumunium, dan polybalsa untuk berburu GT. Teknik mancing dengan umpan popper yang dikenal juga sebagai teknik popping ini berasal dari Austalia, namun justru berkembang sangat pesat di Jepang. Di Indonesia, teknik popping mulai dikembangkan oleh Adhek Amerta dari Bali sejak 10 tahun lalu. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah peminatnya bertambah dengan cepat sehingga kini popper pun sudah mudah ditemukan di toko-toko pancing di tanah air.
                                                  


TENGGIRI

Nama Lain : Narrow Barred Mackerel, Spaniards, Tanguigue.
Jenis : Scomberomorus Commersoni.
Ukuran : 5-15 Kg, bisa melebihi 60 Kg
Ikan tenggiri adalah ikan dari suku Scombridae yang ditemukan di lautan tropis dan subtropis. Karena kecepatan dan kualitas dagingnya yang tinggi membuat ikan ini dijadikan hadiah permainan memancing. Di Hawaii, ikan ini dikenal sebagai ono, sedangkan di Karibia dan Amerika Tengah ikan ini dipanggil peto. Dihargai sebagai salah satu yang terbaik dalam olah raga mancing. Menyambar umpan dengan ganas dan mempertontonkan kegigihan yang dipadukan dengan kecekatan dan kecepatan yang mengagumkan.
Ikan tenggiri merupakan salah satu jenis ikan yang banyak terdapat di Propinsi Riau dari hasil utama bagi para nelayan. Secara fisik ikan tenggiri mempunyai dua jenis daging yaitu daging merah (gelap) dan daging putih (terang), sedangkan secara kimia daging merah banyak mengandung lemak, glikogen dan vitamin dan untuk daging putih banyak terdapat protein.
Ikan tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae yang mempunyai bentuk memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik kecuali sisik-sisk pada gurat sisi yang kecil-kecil, sirip pungung ada dua, letaknya berdekatan sekali dengan yang didepan disokong oleh jari-jari keras yang lemah sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokong oleh 3-4 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama besar nya dengan sirip punggung yang belakang, dan disebelah belakangnya terdapat sirip-sirip tambahan sebanyak 9-10 buah, sama seperti pada sirip punggung. Sirip ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua ujung sirip-siripnya yang panjang.
Tubuhnya tertutupi oleh sisik kecil dan tipis, punggungnya berwarna hijau-kebiruan, sisik berwarna perak, dengan pola garis-garis berwarna biru gelap, warnanya akan semakin pudar ketika mati. Ikan ini bermulut besar, dan taring di bagian bawah dan atas mulutnya terlihat lebih tajam daripada taring ikan mackerel Spanyol. Tengiri adalah ikan yang menghuni perairan tropika dan subtropika Indo-Pasifik.
Ikan ini termasuk ikan perenang tercepat dan juga termasuk ikan buas, predator dan karnivora. Penyebarannya terdapat di laut Merah, dekat pantai Timur Afrika, Laut-laut India, Malaysia, Indonesia dan sekitarnya. Ikan ini banyak disukai orang-orang . Dipasar selain dijual segar banyak juga yang diasinkan dan dipindang bahkan ada yang dibuat empek-empek, otak-otak dan kerupuk karena dagingnya yang begitu halus dan gurih. Berbagai cara memasaknya pun sudah banyak. Dan juga sangat cocok sekali jika ikan ini diolah menjadi steak, pasalnya ikan ini tidak memiliki banyak duri.


KERAPU 

Ikan kerapu atau biasa dikenal dengan sebutan “Grouper” berada dalam kelas Actinopterygii. Ikan kerapu terdiri dalam dari beberapa jenis spesies, dan semuanya jenis spesies itu masuk ke dalam golongan family Serranidae. Perbedaan dari setiap spesies terlihat dari warna dan beberapa corak tubuh yang unik dari tiap-tiap spesies. Sebagian dari spesies ikan kerapu ini merupakan komoditas perikanan yang cukup laris dipasaran. Kerapu merupakan jenis ikan demersal yang suka hidup di perairan karang, di antara celah-celah karang atau di dalam gua di dasar perairan. Ikan karnivora yang tergolong kurang aktif ini relatif mudah dibudidayakan, karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi.
Dalam siklus hidupnya, pada umumnya ikan kerapu muda hidup di perairan karang pantai dengan kedalaman 0.5-3 meter, selanjutnya setelah beranjak dewasa berupaya ke perairan yang lebih dalam lagi yaitu antara 7-40 meter. Di Indonesia, ikan kerapu banyak ditemukan di perairan Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru, dan Ambon. Salah satu indikator adanya kerapu adalah perairan karang. Indonesia memiliki perairan karang yang cukup luas sehingga potensi sumberdaya kerapunya sangat besar. Beberapa jenis spesies ikan kerapu diantaranya ;
1.Kerapu Macan dalam bahasa Inggris ikan ini dikenal dengan nama Brown-Marbled Grouper, habitat alaminya adalah lautan terbuka, lautan dangkal, subtidal aquatic beds, karang dan laguna pantai. Ikan kerapu Macan bersifat nokturnal dimana pada siang hari lebih banyak bersembunyi di celah-celah karang dan beraktifitas pada malam hari untuk mencari makan.
2. Kerapu Bebek dalam bahasa Inggris, dikenal dengan sebutan Humpback Grouper atau Panther Grouper dan khusus di Australia lebih dikenal dengan sebutan Barramundi Cod. Kerapu Bebek ini merupakan komoditas perikanan yang sangat laris dipasaran.
3. Kerapu Sunuk atau Coral Trout, istilah kerapu sunuk sebenarnya mencakup beberap jenis ikan diantaranya; Plectropomus Laevis (bernoda biru), Plectropomus Leopardus (kerapu sunuk biasa), Plectropomus Maculatus (dengan pipi bergaris). Jenis kerapu sunuk merupakan sasaran utama pemancing di daerah karang sepanjang pantai Queensland.
4. Kerapu Kayu dalam bahasa Inggrisnya bernama Greasy Grouper atau Arabian Grouper sedangkan dalam bahasa Arab dinamakan Hamur. Panjang ikan ini bisa mencapai 75 cm, kepala dan badannya berwarna abu-abu atau coklay kehijau-hijuan muda dengan noda bundar yang warnanya bisa dari merah jingga sampai coklat tua. Sejumlah noda hitam dapat terlihat pada badannya dibawah belakang sirip punggungnya. Lima garis yang lebih hitam bisa juga terdapat pada badannya. Kakap kayu hidup dikawasan air jernih yang berkarang pada ke dalaman laut yang cukup tinggi.
Ikan kerapu memiliki bentuk tubuh yang gelap dengan totol diseluruh tubuh, ikan ini menggunakan totol tubuhnya sebagai kamuflase atau tipuan pada saat ia berburu makanannya. Ikan kerapu merupakan ikan karang dan jarang sekali berenang jauh, makanan ikan ini adalah ikan yang lebih kecil, gurita, kepiting dan lobster. Cara makan ikan ini cukup unik yakni dengan menunggu mangsanya mendekat dengan penyamaran kamuflase yang tepat. Dan setelah mangsanya mendekat ia akan menyedot mangsa tersebut dengan kekuatan mulut dan rahang yang besar, ikan kerapu memakan utuh ikan yang menjadi makanannya dan tidak mencabiknya. Dalam berburu ikan jarang sekali ikan ini berenang dengan cepat untuk menangkap mangsanya, ia hanya menunggu mangsanya mendekat untuk memakannya.
Untuk memancing ikan kerapu biasanya para pemancing menggunakan cara memancing dalam. Memancing dalam maksudnya memancing dengan menggunakan perahu serta dalam memancing menggunakan tali senar yang panjang untuk memasang umpan di dasar karang. Jika anda menggunakan perahu untuk memancing ikan ini, panjang senarnya harus cukup menjangkau kedalaman air sampai di dasar lautan, karena di lokasi ini tempat tinggalnya ikan kerapu.
Umpan yang bisa anda gunakan untuk memancing kerapu adalah makanan alaminya di perairan laut, biasanya para pemancing menggunakan umpan daging gurita atau cumi-cumi yang dipotong kecil-kecil. Umpan lain adalah udang segar, sebenarnya ikan kerapu termasuk ikan yang rakus dalam mencari makanan, sehingga jenis umpan apa saja ikan ini mau. Namun yang terbaik dalam memancing ikan kerapu adalah cumi-cumi.  Umpan tersebut dipasang pada mata pancing berukuran besar dengan jumlah kail 3-4 buah dalam 1 rangkaian senar.
Memancing ikan kerapu bisa dilakukan di pinggiran pantai, maupun di perairan yang cukup dalam dengan menggunakan perahu. Untuk mencari lokasi memancing ikan kerapu anda harus mencari daerah yang memiliki terumbu karang yang cukup banyak, karena terumbu karang merupakan habitat alami ikan ini. Untuk anda yang tidak mengerti lokasi memancing ikan ini sebaiknya bertanya dulu pada nelayan setempat, atau orang yang mengetahui keberadaan terumbu karang.
Di beberapa daerah di Indonesia para nelayan menandai lokasi terumbu karang dengan membuat rumpon disana. Di lokasi rumpon ini ditambatkan tali yang bisa digunakan oleh perahu pemancing untuk ditambatkan. Memang untuk bisa memancing ikan kerapu dibutuhkan survey tempat dahulu, karena jika lokasi tanah di dasar lautan berpasir, ikan ini jarang ada.

BARRACUDA

Barracuda adalah ikan dalam kelas Actinopterygii yang dikenal berwujud menyeramkan dan berukuran tubuh besar, yaitu sampai panjang enam kaki dan lebar satu kaki. Tubuhnya panjang dan ditutupi oleh sisik yang halus. Ikan ini dapat ditemukan di samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia. Barracuda adalah anggota genus Sphyraena, satu-satunya genus dalam familia Sphyraenidae.
Bagi penyelam, Barracuda cukup berbahaya karena sering menyerang, sebelum menyerang, Barracuda akan berdiri diam dari jarak yang jauh dan tiba-tiba… syut… kuping bisa hilang, atau badan akan terputus. Para penyelam disarankan untuk tidak memakai barang-barang yang berkilat (misalnya: anting) untuk menghindari ketertarikan Barracuda. Baracuda merupakan ikan air asin yang sudah dikenal karena akselerasi berenangnya.
Reputasi seram disandang karena giginya yang tajam dan tidak segan-segan menyerang apapun jika terancam. Jenis baracuda yang paling ditakuti adalah jenis “Great Baracuda” atau “the tiger of the sea” karena ukurannya yg super besar untuk ikan yang mempunyai kecepatan berenang di atas 5-7 knot.

LEMADANG

Nama Lain : Dolphin, Dorado, Mahi-Mahi.
Jenis : Coryphaena Hippurus.
Ukuran : Dari 0,5 Kg hingga 25 Kg, dapat mencapai 40 Kg lebih.
Rekor Dunia : 87 pounds.
Karakter : Merupakan yang terbaik dalam hal kecepatan untuk berbagai kelas piranti. Sangat kuat dan kerap berakrobatik.
Lemadang, Coryphaena hippurus (Coryphaenidae); hidup diperairan lepas pantai. daerah pantai yang berbatasan laut terbuka. dapat mencapai panjang 200 cm, umurnnya 70-100 cm. Tergolong ikan pelagis, ikan buas makanannya ikan, cumi-cumi, udang. Penangkapan dengan pancing tonda, purse seine, kadang-kadang masuk sero, dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, harga sedang. Daerah penyebaran; daerah pantai lepas, pantai seluruh Indonesia, perairan Indo-Pasifik lainnya dan meluas sampai perairan sub-tropis.
Ikan lemadang (Coryphaena hippurus) merupakan salah satu komoditi dari perairan Indonesia. Ikan lemadang ini merupakan ikan berukuran cukup besar. Ukuran ikan ini saat masih muda sekitar 30 cm dan saat dewasa mencapai 200 cm. ikan ini termasuk ikan yang buas, habitat dari ikan ini adalah daerah perairan lepas pantai dan daerah pantai yang berbatasan langsung dengan laut terbuka. Ikan ini banyak di daratkan di : PPS Bungus, PPS Jakarta, PPN Pelabuhan Ratu dan PPN Pekalongan. Adapun alat tangkap yang biasa digunakan untuk menangkap ikan ini antara lain : Payang, Dogol, Pukat cincin, Tonda, dan lain-lain.
Ikan lemadang (Coryphaena hippurus) ini memiliki nilai ekonomis yang relatif rendah. Jadi, konsumen ikan ini adalah konsumen lokal dan konsumen antar pulau. Kegiatan ekspor-impor untuk ikan lemadang tidak dicantumkan. Selain karena nilai ekonomis yang rendah belum ada usaha dalam ekspor-impor ikan lemadang. Komoditi ikan pelagis besar ini cukup bersaing dengan ikan tuna dari segi ukuran. Oleh karena itu, saat sampai ke tangan konsumen, ikan ini diolah dengan cara dipotong-potong ( slice dan diolah ) agar dapat dikonsumsi. Harga 1 ekor ikan lemadang (Coryphaena hippurus) bisa mencapai jutaan rupiah.
Ikan lemadang (Coryphaena hippurus) banyak terdapat di wilayah perairan Maluku, bagian Utara Jawa, bagian Selatan Jawa, dan perairan Sulawesi. Sampai saat ini belum ada usaha ekspor ikan lemadang (Coryphaena hippurus). Hal itu mungkin disebabkan karena minat konsumen mancanegara tehadap ikan ini sangat kecil. Konsumen mancanegara terutama di wilayah jepang atau Amerika lebih meminati ikan tuna ketimbang ikan lemadang (Coryphaena hippurus ) Oleh karena itu konsumen ikan ini adalah konsumen lokal dan konsumen antar pulau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar